Thursday 28 June 2012

Hukum Indonesia : Tumpul diatas tajam dibawah


                Oke satu lagi hal miris di indonesia berkaitan dengan  indonesia yaitu masalah penegakan hukum, ya hukum.  Kenapa hukum ? seperti judul posting kali ini hukum di indonesia : tumpul diatas tajam dibawah layaknya pisau  yang pilih-pilih terhadap apa yang dipotongnya. Mengapa tidak ? di indonesia seakan-akan yang harus taat hukum itu adalah  kalangan menengah kebawah sedangkan bagi kalangan atas dan pejabat seakan hukum di indonesia sekedar aturan yang apabila dilanggar pun nggak masalah bagi mereka. Ga heran kalau rakyat di indonesia kurang toleran atau kurang respect terhadap para pejabat dan politikus di indonesia.
Kenapa aku tiba-tiba posting hal serius kayak gini? tadi aku pas buka salah satu situs jejaring sosial raksasa *bacaFacebook* ngebaca salah satu status temen kampusku isinya tentang kasus penipuan yang dilakuin seorang manula perempuan yang dipaksa menghadiri persidangan meskipun beliau sedang menderita stroke yang lagi dirawat dirumah sakit dan nggak bisa gerak. Walaupun dengan keadaannya begitu pihak pengadilan memaksa sang manula untuk tetap datang ke persidangan. Sebenarnya sih itu nggak wajar ya mengingat kejadian-kejadian dulu ketika para pejabat atau politikus yang berpengaruh di kekuaasaan yang tersandung kasus korupsi mangkir dari persidangan dengan alasan tidak enak badan padahal katakanlah sakitnya Cuma kecapekan tidak sampai oknam dirumah sakit. Ironis sekali bukan ? hukum nggak berdaya di depan orang yang berkuasa.
Di indonesia hal seperti yang telah aku uraikan diatas seakan udah hal yang biasa. Di indonesia aparat penegak hukum dalam hal ini pihak kepolisian, Jaksa dan yang lainnya seakaan ga punya kredibilitas dalam menjalankan tugasnya. Kita perhatikan saja dengan mudahnya mereka bisa disuap untuk menutup-nutupi kejahatan sang penjahat, iya sih tenu saja nggak semua aparat penegak hukum melakukan praktek-praktek kotor tersebut tetapi “kebanyakan” kan melakukannya juga. Nggak salah jika indonesia dianggap sebagai salah satu negara terkorup di dunia lhawong hukum aja kalah sama kekuatan uang ko. Yang bikin miris lagi adalah ketika salah satu kasus korupsi terungkap itu tidak dilakukan secara perorangan tetapi dilakukan secara berjamaah atau bersama-sama. Inget aja kasus yang menjerat Bedahara umum Pertai Demokrat, Nazarudin yang sempat menjadi buron selama beberapa minggu karena kasus korupsi wisma atlet. Nazarudin ketika dalam pelariannya kora-koar bahwa sebagian besar orang yang memegang kendali atas partai demokrat terlibat kasus korupsi yaitu contohnya adalah Anas Urbaningrum dan Angelina Sondak.
Namun ketika Nazarudin telah tertangkap, tiba-tiba saja nararudin langsung saja bungkam tidak lagi koar-koar seperti ketika masih buron. Ga tau deh kenapa tiba-tiba tuh orang langsung bungkam ketika ditangkap, mungkin karena desakan-desakan orang diatasnya mungkin ? siapa tau kan? Yah begitulah ironi cara penegakan hukum di indonesia ketika rakyatnya masih banyak yang dibawah garis kemiskinan tetapi para pemangku kekuasaan masih banyak yang tersandung masalah hukum apalagi tega buat mengkorupsi uang rakyat. Terkadang aku iri sama negara-negara yang tingkat korupsinya rendah, kalo nggak salah New Zeland (Selandia Baru) adalah negara yang tingkat korupsinya terkecil di dunia. Mungkin tingkat kesadaran mereka akan sudah tinggi bahwa budaya korupsi adalah budaya yang buruk bagi kelangsungan negara.
                

No comments:

Post a Comment